Pentingnya Well-Being untuk Kehidupan Kita
Salah satu isu yang menjadi perhatian masyarakat belakangan ini adalah terkait kesehatan mental. Ada sebagian orang yang merasa stress dan tidak bahagia karena hidupnya yang tidak sesuai dengan harapan atau karena tuntutan hidup yang terlalu banyak. Maka dari itu, kita akan membahas salah satu topik, yaitu mengenai well-being.
Apa yang dimaksud dengan well-being?
Well-being, dalam arti yang paling sederhana, dapat diartikan sebagai "keadaan hidup yang baik", being well.
Menurut American Psychological Association, well-being ditandai dengan adanya:
1. Perasaan bahagia & puas atau kecukupan (content)
2. Tingkat stres yang rendah
3. Sehat secara fisik dan mental
4. Kualitas hidup yang baik.
Berdasarkan hal di atas, dapat dilihat bahwa sehat mental merupakan salah satu tanda atau aspek dari well-being.
Dalam penelitian-penelitian, ada 2 pendekatan yang digunakan dalam mengukur well-being:
- Secara objektif
Dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat diukur secara objektif, sehingga umumnya bersifat fisik atau material, misalnya: tingkat pendapatan, kualitas makanan, tempat tinggal, keamanan lingkungan, fasilitas pendidikan, kesehatan fisik, dan sebagainya.
Maka, kita bisa bilang seseorang, atau suatu masyarakat, atau suatu bangsa, well-being-nya bagus - secara objektif - karena tingkat kesehatan dan tingkat pendapatannya tinggi, kondisi tempat tinggal dan lingkungannya aman dan nyaman, pendidikannya baik, punya banyak fasilitas yang mendukung kenyamanan hidup, secara politik juga aman, dan seterusnya.
- Secara subjektif
Pendekatan yang kedua lebih menekankan pada konsep dan pengukuran well-being yang sifatnya subjektif, atau sering disebut subjective well-being, yang sifatnya sangat individual atau personal. Well-being yang subjektif ini adalah tentang bagaimana kita menilai seberapa baik hidup kita sendiri. Apa yang kita rasakan dan apa yang kita pikirkan tentang hidup kita sendiri.
Ada 5 elemen penting dari well-being yang dapat disingkat menjadi PERMA. PERMA ini ternyata berlaku universal, bisa berlaku untuk semua orang, di semua tempat, dari dulu, hingga sekarang. Walaupun konteks dan penekanannya bisa berbeda-beda untuk setiap orang, dalam lingkungan budaya yang berbeda-beda, dalam masa yang berbeda.
Apa saja 5 elemen itu?
P : Positive Emotion
E : Engagement
R : Positive Relationship
M : Meaning
A : Accomplishment atau Achievement
P: Positive Emotion
Tanda pertama hidup seseorang baik-baik saja adalah merasakan emosi positif. Ada 10 emosi positif berdasarkan hasil penelitian psikolog, Barbara Fredickson:
- Joy (perasaan senang, riang atau gembira)
- Gratitude (rasa syukur)
- Serenity (perasaan tenang, damai)
- Interest (rasa berminat)
- Hope (harapan)
- Pride (bangga)
- Amusement (perasaan terhibur)
- Inspiration (merasa terinspirasi)
- Awe (perasaan takjub)
- Love (cinta)
E: Engagement
Elemen atau pillar kedua dari well-being adalah Engagement. Engagement di sini maksudnya adalah "complete involvement", suatu keadaan atau kemampuan, di mana kita bisa betul-betul terlibat dan fokus pada apa yang sedang kita kerjakan, bahkan terkadang merasa seperti tenggelam di dalamnya.
R: (Positive) Relationship
Penelitian dalam Psikologi Positif juga membuktikan bahwa seseorang lebih bahagia saat memberi atau berbagi dengan orang lain daripada menikmati kesenangan sendiri.
Saat suka akan lebih bahagia ketika kita merayakan dan mensyukuri bersama orang lain, saat duka kita juga akan lebih kuat kalau menerima support dari orang lain.
M: Meaning
Meaning atau makna di sini, berarti menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri; melayani atau berbuat, untuk kepentingan yang lebih besar dari diri kita sendiri. Biasanya, kita memahaminya sebagai:
- values (nilai-nilai) yang kita percaya sebagai hal yang penting,
- belief (keyakinan),
- faith atau keimanan, atau
- sekarang banyak yang menggunakan istilah 'sense of purpose', pemahaman tentang apa sih tujuan penting dari hidup kita.
A: Accomplishment atau Achievement. Pencapaian atau Prestasi.
Sebuah hal yang wajar jika kita punya kebutuhan untuk berprestasi, butuh untuk bisa merasa sukses melalui pencapaian, prestasi dan kreasi kita sendiri, butuh untuk mengembangkan kemampuan, ingin menguasai suatu bidang, butuh untuk bisa menentukan sendiri tujuan dalam hidup kita.
Selama dilakukan dalam kadar yang sehat dan proporsional, hal tersebut baik untuk well-being kita, dan Accomplishment atau achievement merupakan salah satu elemen penting dari well-being.
Ditulis oleh:
Hesti Nur Lestari (Founder Hantari Consulting)
Editor:
Marsya Alifia Putri