Psikotes
Tes psikologis atau dikenal dengan istilah ‘psikotes’ merupakan suatu tes untuk mengukur kemampuan individu, seperti bakat dalam bidang tertentu, fungsi kognitif, serta kepribadian. Tes-tes tersebut tentunya berdasar pada teori-teori psikologi yang telah teruji secara ilmiah.
Psikotes memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Adapun manfaat dari tes psikologis diantaranya sebagai berikut:
- Diagnosis Psikologis
- Deteksi Perilaku Spesifik
- Pengembangan Organisasi
- Menyaring Kandidat Pekerjaan
- Alat bantu dalam Penempatan Akademik
- Mengenali perbedaan Individu
- Untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Diri
- Psikometri/Tes Penilaian Karier
- Penelitian (research)
Psikotes ini juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Keandalan (Reliability)
Psikotes harus memberikan hasil yang sama kapan pun tes dilakukan.
- Validitas (Validity)
Psikotes harus benar-benar mengukur apa yang ingin diukur.
- Objektivitas (Objectivity)
Penilaian dalam psikotes harus bebas dari bias pribadi dalam pemberian skor, interpretasi skor, dan administrasinya.
- Standardisasi (Standardization)
Psikotes harus terstandardisasi, baik dari segi tempat, materi, dan waktu pelaksanaan psikotes, dan lingkungan.
Selain itu, ada beberapa jenis dari psikotes sebagai berikut:
- Tes Kepribadian (Personality tests)
Tes Kepribadian (Personality tests) merupakan tes yang mengukur perilaku, emosi, sikap, dan karakteristik perilaku dan lingkungan. Contoh tesnya adalah The Basic Personality Inventory (BPI) dan 16 Personality Factor Questionnaire.
- Tes Prestasi (Achievement tests)
Tes Prestasi (Achievement tests) ini dapat mengukur minat intelektual, prestasi, dan kemampuan kognitif seseorang. Beberapa contoh tesnya ialah Woodcock-Johnson Psychoeducational Battery dan Kaufman Test of Education Achievement (K-TEA).
- Tes Sikap (Attitude tests)
Tes Sikap (Attitude tests) ini berfungsi untuk mengukur pandangan seseorang berdasarkan seberapa besar mereka setuju atau tidak setuju dengan suatu pernyataan. Tes ini biasanya menggunakan skala Likert (Likert Scale) atau skala Thurstone (Thurstone Scale).
- Tes Bakat (Aptitude tests)
Tes Bakat (Aptitude tests) merupakan tes yang dapat mengukur kemampuan, keahlian, dan gambaran kesuksesan seseorang di masa depan. Contoh tes nya berupa tes penalaran visual dan tes penalaran abstrak.
- Tes Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence tests)
Tes Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence tests) ini berguna untuk mengukur respons emosional seperti kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dan impulsif. Contoh tesnya adalah Mayor-Salovey-Caruso El Test (MSCEIT) dan Emotional and Social Competence Inventory.
- Tes Neuropsikologis (Neuropsychological tests)
Tes Neuropsikologis (Neuropsychological tests) ini merupakan tes untuk mengukur kemampuan kognitif seperti memori, bahasa, dan fungsi eksekutif. Beberapa contoh tesnya adalah Beck Depression Inventory, Beck Anxiety Inventory, Ammons Quick Test.
- Tes Kecepatan dan Kekuatan (Speed and Power Tests)
Speed test adalah tes di mana kinerja seseorang diukur berdasarkan kecepatan seseorang dalam bekerja. Contoh tesnya adalah tes kemampuan klerikal. Sedangkan power test merupakan jenis tes di mana nilai seseorang hanya didasarkan pada kemampuannya untuk menjawab pertanyaan dengan benar, terlepas dari waktu yang ia gunakan. Contoh tesnya adalah Tweezers Dexterity Test.
Psikotes harus memiliki prinsip utama yang menjadi dasar dari asesmen psikologis. Beberapa prinsipnya adalah sebagai berikut:
- Tes adalah contoh perilaku.
- Tes harus memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai.
- Tes tidak secara langsung mengungkapkan sifat atau kapasitas, tetapi dapat memungkinkan kesimpulan yang dapat diambil tentang orang yang diperiksa.
- Nilai tes dan kinerja tes lainnya dapat dipengaruhi oleh kondisi kelelahan, kecemasan, atau stres yang bersifat sementara (misalnya gangguan temperamen atau kepribadian, kerusakan otak).
- Hasil tes harus ditafsirkan berdasarkan latar belakang budaya, bahasa utama, dan cacat yang dimiliki seseorang.
- Hasil tes tergantung pada kerja sama dan motivasi peserta.
- Tes yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan yang sama dapat menghasilkan nilai yang berbeda untuk kemampuan tersebut.
- Hasil tes harus ditafsirkan dalam kaitannya dengan data perilaku lain dan informasi riwayat kasus, tidak pernah secara terpisah.
Yuk, kenali dirimu lebih dalam dengan mencoba psikotes gratis dari Hantari!
Referensi:
Sidrah. (2022). Types of Psychological Tests. Dikutip dari https://leverageedu.com/blog/types-of-psychological-tests/
Stiles, K. (2021). Types of Psychological Testing. Dikutip dari https://psychcentral.com/lib/types-of-psychological-testing