Mengenal Lebih Dalam tentang Asesmen Psikologi
Asesmen psikologi merupakan suatu proses pengumpulan dan integrasi data untuk mengevaluasi perilaku, kemampuan dan karakteristik lainnya dari seseorang, yang biasanya dilakukan untuk tujuan membuat diagnosis atau rekomendasi.
Asesmen psikologi dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan karir atau pekerjaan, mulai dari menentukan jurusan sekolah, jurusan kuliah atau bidang pekerjaan, seleksi masuk kerja, promosi atau penempatan seseorang di posisi jabatan tertentu. Selain itu, ada juga asesmen psikologi yang tujuannya untuk mendeteksi gangguan mental atau kesulitan belajar seseorang.
Berikut ini beberapa manfaat dari asesmen psikologi:
- Agar pengembangan diri dapat tepat sasaran
Dengan mengetahui bakat atau potensi, kemampuan, dan gambaran kepribadian yang dimiliki. Dari sini, psikolog dapat menentukan apa pengembangan diri yang tepat untuk seseorang.
- Membantu seseorang dalam mengatasi masalah-masalah yang menghambat pengembangan potensi atau prestasinya
- Agar seseorang dapat hidup dengan well-being yang lebih baik
Secara umum, aspek psikologis yang biasanya diukur masuk dalam 3 area: kemampuan berpikir (thinking), kemampuan bekerja (working), dan kemampuan menyesuaikan diri secara emosional dan sosial (emotional & relating). Yuk kita bahas satu per satu!
- Kemampuan berpikir (thinking)
Dalam hal kemampuan berpikir, aspek yang diukur antara lain: kecerdasan umum, kemampuan analisa masalah, kemampuan memecahkan masalah baru, penalaran bahasa, kemampuan memecahkan persoalan angka, kemampuan mengingat, dan lain-lain.
- Kemampuan bekerja (working)
Dalam hal kemampuan bekerja, aspek yang sering diukur misalnya: motivasi berprestasi, inisiatif, daya konsentrasi, daya tahan kerja, kecepatan dan ketelitian kerja, dan lain-lain.
- Kemampuan menyesuaikan diri secara emosional dan sosial (emotional & relating)
Dalam hal penyesuaian diri secara emosional dan sosial, aspek yang biasa diukur misalnya: stabilitas emosi, kepercayaan diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan menjalin relasi dengan orang lain, leadership, dan lain-lain.
Selain itu, terdapat berbagai macam metode asesmen yang nantinya dapat digunakan seorang psikolog dalam mencapai diagnosis yang spesifik dan mengembangkan treatment untuk kliennya.
Beberapa metode asesmen psikologi yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
- Interview
Psikolog bisa mengetahui cara klien berpikir dan berinteraksi dengan orang lain dengan melakukan interview seputar kekhawatiran dan riwayat kesehatan mental klien tersebut. Psikolog juga dapat memperoleh informasi tambahan dengan mewawancarai orang lain yang dekat dengan klien, misalnya rekan kerja, guru, atau anggota keluarganya. Dalam hal ini, psikolog harus meminta persetujuan dari klien sebelum melakukan wawancara kepada orang terdekat.
- Observasi
Dengan melakukan observasi, psikolog dapat mengevaluasi bagaimana tingkah laku klien selama melakukan tugas dan bagaimana kemampuan mental, kognitif, komunikatif, dan perilaku mereka mempengaruhi kinerjanya. Selama observasi, psikolog harus menahan diri untuk tidak membantu klien secara fisik, tetapi dapat memberikan isyarat verbal. Contohnya psikolog meminta klien untuk melakukan gerakan tertentu dari anggota tubuh atau suatu tugas.
- Tes Psikologi atau biasa disebut ‘Psikotes’
Psikotes dilakukan agar dapat menentukan penyebab, tingkat keparahan, dan durasi gejala klien. Tes dapat bersifat objektif (untuk menjawab pertanyaan dengan respons yang sudah ditentukan) dan proyektif (untuk mengevaluasi respons terhadap rangsangan yang ambigu).
Banyak pertanyaan yang sering diajukan mengenai asesmen psikologis online. Ini dia beberapa pertanyaan berikut jawabannya:
Q: Apa persiapan yang harus dilakukan seseorang sebelum mengikuti asesmen psikologis online?
A: Pada dasarnya, asesmen merupakan gambaran atau potret diri, sehingga kamu tidak harus membeli buku mengenai soal psikotes dan sebagainya. Tujuannya agar hasil asesmen benar-benar menggambarkan dirimu.
Namun, ada beberapa persiapan asesmen psikologis online yang bisa dilakukan:
- Persiapan fisik: tidur yang cukup, sarapan dan minum vitamin.
- Persiapan mental: tenang, tidak perlu panik dan takut agar bisa fokus pada saat mengikuti asesmen.
- Tools: laptop dengan fitur kamera, koneksi internet yang stabil, serta perlengkapan lainnya yang dipersyaratkan oleh penyelenggara tes.
- Memakai pakaian yang rapi.
- Pastikan paham instruksi sebelum mengerjakan tes.
- Just be yourself.
Q: Bagaimana jika hasil asesmen psikologis ternyata tidak sesuai dengan diri seseorang?
A: Asesmen psikologis hanya menjadi salah satu data sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan, bukan satu-satunya data. Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan hasil yang kurang sesuai, misalnya sedang kurang fit atau tidak dalam keadaan siap mengerjakan tes, tidak mengerjakan tes sesuai instruksi yang diberikan, atau berusaha memanipulasi hasil tes dengan cara-cara tertentu (agar sesuai dengan yang diinginkan atau mengikuti tips-tips tertentu).
Q: Bagaimana asesor mengetahui bahwa terdapat asesee yang mencontek saat mengikuti asesmen psikologis online?
A: Asesor dapat menemukan ketidaksesuaian atau ketidakcocokan hasil pada suatu alat ukur dengan alat ukur asemen yang lain, salah satunya karena mencontek. Maka dari itu, Anda diharapkan mengerjakan tes dengan jujur dan apa adanya sehingga hasilnya benar-benar menggambarkan diri Anda.
Selain itu, sistem asesmen psikologis online, seperti yang diselenggarakan oleh Hantari, mempunyai sistem untuk memverifikasi identitas peserta tes dan mengambil banyak foto peserta tes secara random selama mengerjakan tes, untuk mengetahui kondisi peserta saat mengerjakan tes.
Q: Bagaimana jika ada soal yang belum selesai dikerjakan saat mengerjakan soal psikotes online?
A: Anda dapat mengerjakan soal semampu Anda. Jika ada soal yang belum selesai, tidak perlu khawatir karena tujuannya adalah untuk mengukur diri Anda apa adanya. Ada tes yang harus dikerjakan dalam batas waktu tertentu yang telah ditetapkan, ada pula yang tidak berbatas waktu.
Untuk tes yang berbatas waktu, upayakan mengerjakan dengan konsentrasi penuh agar didapatkan hasil seoptimal mungkin. Namun demikian, tes seperti ini biasanya memang disusun dengan jumlah soal yang memang diperkirakan tidak akan bisa diselesaikan oleh kebanyakan orang, sehingga bila Anda tidak bisa mengerjakan semua soal, tidak otomatis berarti Anda telah gagal. Jadi, just relax, ikhlaskan, dan fokus pada tugas berikutnya.
Itu dia penjelasan mengenai asesmen psikologi. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Referensi:
Eabon & Abrahamson (2013). Understanding psychological testing and assessment. American Psychological Association. Diperoleh dari https://www.apa.org/topics/testing-assessment-measurement/understanding
Psychcentral. (2021). Types of Psychological Testing. Artikel. Diperoleh dari https://psychcentral.com/lib/types-of-psychological-testing
Ryerson, S. (2009). Neurological assessment: the basis of clinical decision making. Pocketbook of Neurological Physiotherapy, 113–126. doi:10.1016/b978-044306854-6.50014-0